Thursday, September 27, 2012

"Bos emang kerjanya begitu...". "Mengarahkan, meluruskan, membetulkan dan memberi contoh teladan". Ya memang harus begitu itu. Harus ada yang diposisi itu. Kalo gak ada yang begitu, gak rame dunia ini. Gak seru. So...terima saja yaa...semua "arahan" beliau. Ga usah pake nesu nesu ra jelas...xixixi...iki artine opo bu'e...?

Belajar mengosongkan diri dari keangkuhan. Merasa diri sudah mengerti dan paham. Menerima masukan walopun dalam bentuk candaan, celetukan yg melecehkan bahkan pembandingan yang menyebalkan. Bisa melakukannya?kalo bisa, niscaya segala macam pengetahuan akan mudah mendekat, pertolongan dan bantuan akan mudah didapat, kepercayaan pun akan melekat. Jadikan diri sepolos whiteboard baru beli, relakan hati seumpama gelas kristal kosong. Isilah hati otak dan pikiranmu dengan beragam ilmu pengetahuan baru. Jangan belagu.

Sudah dulu ngelanturnya. Laper. Kepala pusing kliyengan.

Sunday, September 23, 2012

Tidur malammu tak lagi sempurna,
gerak lincahmu sedikit terbatasi,
pakaian kesukaan pun tak muat lagi,
sakit pegal pinggang selalu kau rasa,

Kamu sedang berjihad Sayang...
demi sebuah amanat besar
Sakit yang kamu rasa, semoga dijadikan kifarat dosa

Gelisah, tak nyaman...ahh...aku tak bisa bayangkan
sebelum tidur kamu selalu minta dielusin pinggang,
dikasih balsem sambil diurutin punggung,
"pegal..." kamu bilang

Saat bangun dari tidurmu selalu nampak kepayahan,
sedikit sodoran pundak, lumayan bantu kamu bangun...
Ahh sayang...andai bisa, bagilah aku kesusahanmu



Saturday, September 15, 2012

Upah Harian

Ngeliat anak-anak karyawan harian nerima bayaran dua mingguan. Senyum ceria mereka nampak begitu merekah. Ucap "terima kasih" yang mereka ucapkan terasa begitu tulus. Terbayang anak istri mereka dirumah pasti menunggu dengan tak kalah gembira. Pasti mereka makan dengan lauk lebih enak daripada hari-hari biasa. Semoga bayaran mereka cukup buat menuhin permintaan anak istri mereka.

Aku tau pekerjaan mereka dua minggu terakhir ini begitu beratnya. Aku yang terus menerus "memporsir" mereka untuk menuntaskan pekerjaan demi persiapan masuk ayam. Alhamdulillah semuanya tuntas. Bukankah seharusnya aku yang duluan berterima kasih sama mereka?

Aku tau berapa tenaga mereka dibeli sama perusahaan. Bukannya aku tega melihat mereka pontang panting terbakar matahari. Tapi ini hanya salah satu tugasku. Tugas dan kewajiban yang harus aku tunaikan karena aku juga hanyalah karyawan di perusahaan ini.

Aku tau upah mereka. Semoga aku tak mendholimi mereka.



*berapa upah harian bapakku dulu?aku tak tau...yang kutau, setiap hari kamis, sepulang kerja, bapa ngasih amplop ke emak, besoknya kita makan daging ayam, rebutan, berlima*